Jumat, 04 September 2009

Drummer Otodidak VS Drummer Sekolahan

Kali ini kita akan meng-compare perbedaan antara drummer / musisi otodidak dan drummer / musisi sekolahan..
Banyak musisi saling berdebat mana yang lebih baik. Tapi biasanya begini, kalau seorang musisi ditempa karena hasil otodidak atau belajar sendiri maka dia pasti cenderumg akan bilang kalau musisi / drummer otodidak jauh lebih baik.
Namun kalau musisi / drummer tersebut jebolan suatu sekolahan atau kursus maka biasanya dia juga cenderung bilang musisi sekolahan jauh lebih baik dari yang otodidak.
Ok sekarang kita akan analisa dari kedua sisi.

Otodidak

Kelebihan :
Kalau berbicara tentang feel atau rasa, maka biasanya musisi otodidak jauh lebih baik dibanding drummer /musisi sekolahan, karena mereka bermain dengan alami tanpa berfikir harus begini dan begitu, dan mainnya pakai hati. Makanya banyak musisi-musisi di amerika sana ( terutama kulit hitam ) bermain sangat “ngayun” dan “groovy”.
Logikanya begini, kalau kita mau renungkan dan pikirkan musik itu lahir bukan dari teori, bahkan musik biasanya lahir dari kebudayaan masyarakatnya. Contoh musik Jazz di Amerika, musik Jazz adalah musik yang dimainkan oleh para budak-budak kulit hitam yang sakit hati diperlakukan kasar dan tidak adil oleh orang-orang kulit putih. Mereka mengekspresikan kesedihan dan kepedihan mereka dengan memainkan alat musik, nah musik yang mereka mainkan itulah yang akhirnya disebut Jazz.
Atau contoh lain di Indonesia, kalau kita perhatikan apakah musik gamelan di pulau jawa, musik jaipongan di tanah sunda, musik gamelan Bali, musik Aceh, musik Batak, musik Panting di Banjarmasin, dan semua musik daerah dilahirkan dari sebuah teori ? tentu tidak bukan !! musik lahir secara alamiah di tempat masyarakatnya berasal. Kemudian di buatlah teori dan not balok supaya bisa dpelajari dan orang lain bisa memainkan musik yang sama.
Coba anda perhatikan orang-orang Bali. Mereka tidak pernah sekolah atau les bahasa inggris, namun rata-rata mereka dapat berbahasa inggris dan bisa berkomunikasi dengan turis asing, walaupun grammar mereka pada ngaco. Namun itu membuktikan untuk bisa sesuatu tidak perlu sekolah atau les, langsung terjun atau ceburkan diri kita langsung ke suatu lingkungan itu, maka kita pasti bisa.
Contoh lain tentang bisnis. Apakah para pengusaha jaman dahulu bersekolah bisnis ? apakah Nabi Muhammad dulu pernah sekolah bisnis untuk berdagang ? tentu tidak bukan !? Karena jaman dulu belum ada sekolah bisnis.he he.
Mereka belajar dengan insting mereka sendiri, mereka melakukan kesalahan-kesalahan dalam berdagang, mengevaluasinya dan akhirnya menghidarkan kesalahan terulang kembali.
Banyak pengusaha sukses terlahir dari orang biasa-biasa saja dan tidak mendapatkan sekolah bisnis, namun justru orang-orang ini yang sukses besar.
Korelasinya antara musikpun sama saja untuk menjadi bisa bermain musik anda tidak harus bersekolah, apalagi bagi yang tidak punya uang lebih.

Kekurangan
Drummer otodidak mempunyai beberapa kelemahan yaitu mereka tidak mengenal teori-teori, tidak bisa baca dan nulis not balok, tidak mengerti istilah-istilah dan bahasa musik yang lazim digunakan di dunia musik, dan biasanya tekniknya tidak luar biasa karena mereka tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup untuk bermain efisien.
Contoh : Banyak drummer otodidak tidak bisa mendapatkan pukulan keras dengan pendekatan teknik yaitu memukulkan stik ke rim shot sehingga menghasilkan power yang lebih keras dengan sediki tenaga. Drummer otodidak cenderung memukul dengan tenaga kasar sehingga bukannya power yang optimal yang dihasilkan tapi malah otot-otot yang menegang dan mengakibatkan terkurasnya tenaga. He he
Contoh lain adalah teknik double stroke roll. Biasanya musisi otodidak lebih kesulitan memainkan double stroke roll daripada drummer sekolahan, karena mereka tidak diajarkan teknik memukul untuk mendapatkan pukulan yang optimal sehingga bisa menghasilkan pukulan yang cepat dan rata.

Sekolahan :
Kelebihan :
Seperti halnya drummer / musisi otodidak, musisi sekolahanpun mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Kalau dilihat dari Skill dan Technique biasanya musisi sekolahan lebih bagus dan rapih permainannya. Mereka mempunyai teori yang baik dan biasanya dapat membaca dan menulis partitur dengan baik pula. Dengan pengetahuan yang didapat dari sekolah mereka juga dapat mearransemen lagu dengan baik.
Jaman sekarang pendidikan telah dijadikan lahan bisnis yang sangat menjanjikan untuk para praktisinya. Sekolah bisa menjadikan seorang yang tadinya tidak bisa main alat musik menjadi bisa main alat musik, sehingga siapapun sekarang bisa bermain alat musik. Mengapa saya katakan alat musik, bukannya musik ???! karena di sekolahan tidak pernah mengajarkan bagaimana caranya untuk bermain musik, yang diajarkan hanya cara memukul instrumen musik, bagaimana cara memukul, trik trik ( teknik ) supaya bermain lebih luwes dan efisien.
Karena hal itu biasanya musisi lulusan sekolahan biasanya bermain disiplin dan rapih.

Kekurangan :
Manusia kalau mempunyai banyak teori cenderung menjadi kaku dan tidak bisa bermain dengan hati, karena mereka terjebak dengan aturan-aturan baku di sekolahan, seperti cara memegang stick yang benar, posisi tangan, posisi kaki, posisi duduk dan lain sebagainya. Hal itu menyebabkan ketika bermain musik sense of music nya menjadi hilang.
Saya punya beberapa teman yang lulusan sekolah musik ternama di Amrik. Jujur aja saya udah down dan minder begitu tau dia lulusan Amrik, namun begitu liat dia main PD saya langsung berubah haluan menjadi 360 derajat, bahkan salah satu teman saya tersebut kalah dari saya ketika mengikuti suatu kontes drum ( anda jangan salah mengartikan kata-kata saya diatas. Anda coba baca tulisan saya tentang Juara Sejati ). Anda tau saya berani bertaruh teman-teman saya yang otodidak jauh lebih baik bermain musik dari pada teman saya yang lulusan Amrik tadi. Bahkan teman-teman saya lulusan Amrik tadi cenderung tidak bisa bermain musik / band. Dan jarang dari mereka dipakai oleh musisi.
Namun ada juga lulusan sekolahan luar yang bermain dengan sangat bagus. Itu biasanya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : Talent, usaha, dan kerja keras.

Kesimpulan dari perbandingan diatas. Sebaiknya kita menggabungkan kedua hal tersebut yaitu dengan cara mengasah sense of music kita dengan sering mendengar, melihat dan bermain musik sebanyak mungkin dengan banyak musisi, sehingga sense of music kita lebih peka. Kemudian untuk menambah wawasan skill dan teknik, maka sebaiknya kita juga belajar di sekolahan, baik kursus, ataupun sekolah musik formal. Jadi Trial & Error pun bisa diminimalkan karena ada yang membimbing anda, dan tentu saja itu akan menhemat waktu anda .
Mentor saya Mr. Benny Likumahuwa dan Mr. Gilang Ramadhan sering bilang dan nasehati saya agar melupakan jauh-jauh teknik kita ketika sedang bermain musik. Just Feel It and Let It Flow. Namun tentu saja teknik-teknik tetap penting dilatih untuk memudahkan kita bermain lebih efisien dan luwes. Namun jangan terjebak dengan teknik-teknik tersebut dan melupakan si musik itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar